Kenapa Rakyat Papua Ingin Merdeka? Simak Berikut Ini


Foto: Aksi Rasisme Jakarta; (Potret, Co.id).

Oleh: Nore Kotk

Kerinduan rakyatkyat Papua untuk berpisah dari repulik Indonesia tidak pernah berhenti, walaupun pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya untuk membangun Papua demi mempertahankan . Upaya pertama pemerintah Indonesia  adalah Integrasi Irian Barat melalui Operasi Trikora pada tahun 1961.Isi perintahnya sebagai berikut:

 Gagalkan pembentukan 'negara boneka Papua buatan Belanda'
 Kibarkan Sang Merah putih di Irian Barat, tanah air Indonesia
 Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa
Tujuan dari operasi tersebut untuk 'mengembalikan' Irian barat ke indonesia. Namun,  rakyat papua serta akademisi membantahnya dengan berbagai alas an bahwa moyang papua  tidak pernah berjuang bersama indonesia untuk mendirikan negara indonesia.

 Alasan berikutnya adalah perbedaan wilayah administrasi di jaman kolonial belanda. Pusat administrasi hindia belanda pada ssat itu Batavia, sedengkan Irian barat berada dibawah kerajaan belanda dengan ibu kota Holandia atau jayapura. Kemudian bangsa papua barat memiliki ras yang berbeda dengan Indonesia sehingga tidak heran kalau wakil presiden RI, Drs Mohammad Hatta menolak intergrasi papua barat.

“Saya sendiri ingin mengatakan bahwa Papua sama sekali tidak saya pusingkan, bisa diserahkan kepada bangsa Papua sendiri. Bangsa Papua juga berhak menjadi bangsa merdeka,”

kata Hatta pada sidang BPUPKI 11 Juni 1945  yang tercatat dalam Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 29 Mei 1945—19 Agustus 1945.

Operasi Trikora adalah awal dari upaya pemerintah untuk membangun papua. Tetapi juga awal dari rentetan pelanggaran HAM yang masih teradi sampai hari ini.

Filep Karma, seorang aktivis Papua merdeka dalam bukunya "seakan kitorang setengah binatang," menyinggung tentang proses terjadinya Pepera yang tidak demokratis itu. Ketika itu dirinya berusia 10 tahun. Dia menyaksikan perlakuan aparat ABRI terhadap kakanya yang pada saat itu bergabung di Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Peristiwa pelanggaran HAM di masa lalu dan yang sedang terjadi sekarang ini menambah memoria passionis bagi rakyat Papua. Bahkan di beberapa daerah mengalami terutama. Peristiwa Biak 
berdarah misalnya, rakyat biak dibunuh bagaikan binatang, disiksa, sampai aktivis pejuang Papua Filep Karma dikenai pasal makar dan 15 tahun penjara. 

Apabila diuurtkan satu persatu pelanggaran HAM di Papua, ribuan kertas bisa habis. Singkatnya, rakyat Papua akan tetap menuntut kemerdekaan yang sudah direbut oleh Indonesia sejak 1961 silam.

Reporter: Nare Kotk

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jakarta, Mahasiswa Asal Meepago Tolak DOB Provinsi Papua Tengah, Berikut Isi Pernyataan.

Resmi! Hengky Yikwa Dilantik Sebagai Ketua Panitia Konferensi Ke III Pemuda Baptis West Papua

IPPMAPI Kota Studi Nabire Usai Terima Puluhan Anggota Baru Secara Resmi